Di jaman sekarang dimana HP kita tidak lagi berfungsi hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat foto dan rekam, Pernahkah saudara ingin memfoto seseorang atau sesuatu tetapi ada isu backlight? Gambarnya tidak terang karena kita berhadapan dengan sinar yang ada. Biasanya yang dilakukan adalah kita mengganti posisi dan membelakangi sinar yang ada agar gambarnya bisa terlihat jelas di foto.
Saya katakan bahwa seringkali yang menjadi masalah dalam hidup kita adalah cara kita memandang masalah tersebut.
Cara kita melihat masalah adalah masalah yang sesungguhnya, karena kita tidak punya sudut pandang yang jelas. Sudut padang ditentukan oleh posisi kita berpijak dan oleh karena itulah perspektif dan dimana kita berpijak sangat penting.
Karenal hal ini bisa menentukan apakah kita bisa melihat persoalan kita dengan jelas atau tidak. Di bulan ini kita akan membahas tema “Grit”, Saya sendiri juga baru mendengar kata ini kira-kira 2 tahun yang lalu. Grit adalah kekuatan, semangat, dan kegigihan atau ketekunan untuk mencapai target jangka panjang. Suatu kualitas yang diperlukan agar kita bisa berhasil dalam hidup.
Jika kita melihat seseorang yang berhasil, janganlah iri dengan pencapaian mereka tetapi tanyakan apa saja yang mereka lalui untuk bisa berada disana, seperti halnya disiplin, daya tahan, waktu, rintangan yang dihadapi dan pengorbanan yang dibutuhkan untuk bisa sampai disana.
Opening Verse – “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.” Yakobus 1:2-4 TB
Jika ayat ini dilihat dari sudut pandang yang keliru, maka kita akan melihat ayat ini sebagai sesuatu yang keliru. Seorang atlit tidak akan menunjukkan kemampuan terbaiknya jika lawan yang dihadapi tidak seimbang atau jauh lebih jelek standarnya daripada dirinya. Bahkan pertandingan tersebut juga mungkin tidak akan ditonton banyak orang.
Seringkali jawaban yang bagus dalam sesi tanya jawab akan dipancing oleh pertanyaan yang bagus. Sesuatu yang menyulitkan kita biasanya kemudian akan membuat kita mengeluarkan yang terbaik.
Bagi yang mau menikah, itu sebabnya Tuhan ingin agar kita mendapatkan pasangan yang sepadan, agar bisa mengeluarkan yang terbaik dari kita. Sepadan bukan hanya sekedar terlihat dari luar, tetapi juga mampu untuk bertanding dengan kita senantiasa.
Itu sebabnya dalam pernikahan yang sepadan, biasanya kondisi pasangan akan jauh lebih baik daripada kondisi mereka sebelum menikah. Bagi seorang atlit, kekalahan adalah sebuah batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi, kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.
Pelatih yang baik justru akan menghadapkan anak didiknya dengan lawan yang seimbang untuk menguji kemampuannya.
Supporting Verse – “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,” Yakobus 1:2 TB
Ibaratnya seperti Buah Jeruk, disaat dia ditekan dan diperas dengan baik maka juicenya akan keluar dan enak untuk disantap. Juice ini juga pasti akah lebih mahal daripada buah jeruk tersebut.
Orang-orang yang berhasil dan membuat perbedaan di dunia ini adalah orang yang sibuk mencari solusi dan tidak sibuk mengeluh. Mereka sadar akan adanya persoalan dan berpikir keras untuk mengatasinya karena mereka tidak mau dikendalikan dan dikuasai oleh persoalan itu.
Pertanyaannya, Dimana tempat Kita berpijak? Dari situlah kita akan mendapatkan sudut pandang kita. Kita harus diback-up oleh SinarNya Tuhan dalam menghadapi masalah yang ada dan membuat kita bisa menguasai masalah tersebut.
Hidup ini seperti sebuah Marathon atau lari jangka panjang dan bukan Sprint atau lari jangka pendek. Baik dalam hal membangun keluarga, karir, dan pelayanan. Artinya dibutuhkan waktu, yang bisa sampai bertahun-tahun untuk membangunnya.
Dari persiapan dan cara start antara lari marathon dan sprint adalah dua hal yang sangat berbeda. Tidak ada orang yang lari sprint dan mau menyerah di tengah lomba, kecuali jika mereka mengalami cedera. Mereka juga akan baru mengalami kecapaian setelah lomba lari sprint selesai. Tetapi orang yang lari marathon akan mengalami kebosanan dan kecapaian di tengah lomba, mereka juga kemungkinkan ingin berhenti di tengah jalan.
Sharing Ps. Jeffrey – Saya bertemu dengan teman saya yang suka dan sering ikut lomba marathon, salah satunya di Berlin. Saya tanya apakah dia masih merasa cape disaat berlari dan ingin berhenti? Katanya “Masih, terutama di KM 25-30, itu adalah KM yang paling berat”. Dia juga berkata bahwa setiap kali disaat merasa seperti itu, dia juga menanyakan mengapa dia bisa ikut kejuaraan ini. Saya kemudian bertanya, “Apakah dia berhenti selanjutnya?”. katanya “Tidak, saya akan mencoba bertahan karena disaat saya melakukan ini saya akan mendapat Second Wind, mendapat kekuatan baru untuk meneruskan sampai garis finish”.
Keinginan untuk berhenti adalah hal yang biasa, tetapi kita tidak boleh melakukannya di tengah-tengah perjalanan kita. Jadi, kalau dalam pernikahan jika kita merasa lelah menghadapi pasangan kita yang sepadan, itu adalah hal yang biasa tetapi bukan menjadi alasan untuk berhenti. Begitu juga di dalam pekerjaan dan pelayanan kita.
Ada orang-orang yang mau memanfaatkan kita, ini adalah hal yang biasa. Yesus bahkan juga sering diperlakukan seperti itu, tetapi Dia tidak menyerah di tengah jalan dan meneruskan perjalanannya sampai di Kayu Salib.
Saya ingin share beberapa Tips untuk tidak menyerah, terutama untuk sesuatu yang membutuhkan waktu yang panjang seperti pernikahan dan pekerjaan.
1. Jangan Ikut-Ikutan.
Karena kita tidak akan mempunyai tujuan yang kuat jika kita ikut-ikutan, baik dalam hal memulai usaha dan juga pernikahan. Purnyailah suatu alasan yang kuat kenapa anda mau melakukan sesuatu.
Alasan teman saya, pelari marathon tadi tidak memutuskan untuk berhenti di tengah lomba marathon adalah karena dia tahu alasan awal dia ikut kejuaraan tersebut. Kalau sekedar ikut-ikutan, Kita tidak akan kuat dan bertahan disaat masalah datang.
Orang yang bisa bertahan punya tujuan yang besar dan mulia, dan biasanya tujuan ini juga akan menjadi berkat bagi orang lain dan bukan hanya untuk dirinya sendiri saja, baik untuk keluarga, teman atau bahkan negara mereka.
2. Jangan Lakukan Sendirian.
Sendirian kita akan mudah menyerah tetapi bersama-sama, kita akan saling mendukung dan menguatkan. Besi menajamkan Besi, berbahagialah kita jika kita punya seseorang yang bisa menolong dan menuntun kita sampai akhir disaat kita merasa tidak kuat dan tidak mampu.
Supporting Verse – “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Amsal 27:17 TB
JIka kita ada dalam lingkungan yang baik dan positif, maka kita tidak akan mudah untuk menyerah. Lingkungan yang negatif sebaliknya berbahaya, dan kita bisa mengenali ini jika disaat setiap kali berkumpul, yang keluar adalah kata-kata yang menjatuhkan, menghina, pesimis, menakuti-nakuti, dan memadamkan semangat. Energi kita akan serasa habis disaat masuk dalam perkumpulan atau komunitas yang negatif.
Itu sebabnya Yesus memisahkan diriNya dari 9 murid yang lain, Dia hanya membawa 3 Murid disaat Dia akan ditangkap.
3. Jangan hanya bermodal Tekad tanpa pengetahuan dan perencanaan.
Terutama untuk sesuatu yang jangka panjang dibutuhkan perencanaan dan pengetahuan. Kita seringkali perlu untuk menjadi stubborn dan keras kepala tetapi janganlah menjadi bodoh.
If you fail to plan, you plan to Fail. Kalau kita gagal berencana, kita sedang merencanakan sebuah kegagalan. Rencana yang apik menguatkan peluang kita menjadi berhasil dan kita perlu open dengan kritik terutama kritik yang membangun.
Supporting Verse – “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.” Amsal 21:5 TB
Banyak orang menikah dengan modal yang nekat dan tanpa perencanaan. Teman saya si pelari marathon ini juga pasti mempersiapkan diri dan mencari tahu dahulu kondisi lapangan dan cuaca yang ada.
4. Jangan dengan kekuatan sendiri
Kita harus bersandar dengan Kekuatan Roh Kudus, Roh Kudus memberi kekuatan, penghiburan, dan pertolongan yang melebihi hal lainnya terutama disaat kita berhadapan dengan masa yang sulit.
Sharing Ps. Jeffrey – Saya punya bola basket, dan bola basket ini jika saya jatuhkan kebawah, maka bola ini akan mental kembali ke atas. Saya juga ada bola basket kedua yang sebaliknya tidak mau mental lagi disaat dijatuhkan.
Apa yang membedakan kedua bola ini?
Angin yang ada di dalamnya yang membedakan meskipun dari luar kelihatannya sama. Ada resilience spirit, kemampuan untuk melaju lagi keatas disaat dia dibanting ke bawah. Yang membedakan adalah apa yang ada di dalamnya.
Supporting Verse – Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” 1 Yohanes 4:4 TB
Disaat kita punya Roh Kudus dalam diri kita, seharusnya kita berterima kasih kepada orang yang menjatuhkan kita karena hal itu akan membuat kita bangkit lebih baik lagi.
5. Jangan Malas.
Supporting Verse – “Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” Amsal 12:27 TB
“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.” Amsal 6:6-8 TB
Orang malas punya keinginan dan buruan dan seringkali mempunyai keinginan akan hal-hal yang begitu mewah. Semut adalah binatang yang sangat kecil, tetapi punya ketangguhan yang tinggi dan pekerja keras.
Disaat kita menaruh Jari kita yang begitu besar untuk semut di hadapan mereka, semut ini tidak akan takut atau mengeluh, tetapi akan segera mencari cara untuk melewati tangan kita ini. Semut juga berjalan begitu panjang dan bisa membawa barang sampai 10 kali berat badannya.
Kita adalah seorang yang bertalenta tetapi hal itu tidak berarti apa-apa jika kita adalah orang yang malas. Orang yang rata-rata tetapi sangat rajin untuk berlatih dan mengembangan diri bisa mengalahkan orang yang bertalenta tapi malas.
Talent x Effort = Skill, Skill x Effort = Achievement.
Skill dan Effort atau Usaha ditulis dua kali dalam formula diatas, Dibutuhkan Usaha dan Kerja Keras dalam hidup kita untuk mencapai keberhasilan. Kalau kita ada dalam musim dimana kita mau menyerah dengan beban dan pergumulan yang ada, janganlah menyerah, dan serahkan beban itu kepada Yesus.
Berkomitmenlah sampai akhir dan Minta Roh Kudus untuk memenuhi kita agar kita bisa memutarbalikkan pergumulan ini agar bisa membawa kita ke level yang lebih tinggi lagi. Punyai teman dan komunitas yang bisa menaikkan Iman kita, dan jangan menyerah.